Pernikahan dini.. 🥰

Celoteh Master Bombay 🥱

Chapter 2, Pernikahan dini.. 🥰

Pembukaan, bahwa pernikahan adalah hak segala bangsa, maka pacaran sebelum nikah di atas dunia harus dihapuskan, karena cemen woi, pacaran mau, giliran diajak nikah jiper, wuuu cemeennn..

Bang, woi, lu sekarang jadi petugas KUA?

Eh ya kagak, cuma pembukaan aja kan itu. Oke baiklah kita mulai celoteh selanjutnya ya..

Bismillah, semoga dengan saya menulis dan kamu membaca ini, merupakan kebaikan bagi kita di dunia dan akhirat..

Akhbro, ukhsis, pekan lalu kita kan udah bahas kalo testimoni itu masuknya ke pseudosains, jadi ga bisa diterima sebagai fakta karena masih samar-samar. Kenapa samar-samar? Ya gini deh, misalnya ada testimoni begini:

“Eh tau ga sih eloh, kemaren, anaknya kakeknya pamannya bibi nenek moyang gue kan sakit, batuk pilek gitu, trus sama sodara dikasih produk kesehatan merk A, disuruh coba, eh besoknya sembuh. Hebat banget deh produknya, cespleng pokonya, mau beli ngga nih, aku kebeneran udah jadi member jaringan produknya..”

Tuh liat, keliatan kan bias kesimpulannya? Yang sakit itu kan pasti ga cuma minum produk A aja, dia juga pasti bernafas, minum ini makan itu, gerak sana gerak sini, tidur, atau jangan-jangan udah minum obat lain sebelumnya, dll. Jadi bisa aja si sakit sembuhnya karena makan atau minum sesuatu yang lain yang tidak teramati oleh pemberi testimoni, atau sembuh sendiri dengan modal sistem imun tubuh karena dia cukup istirahat, dll kemungkinan lainnya.

Nah, si pemberi testimoni hanya terfokus pada satu faktor lalu memgeliminasi faktor lainnya, trus bikin kesimpulan, apa iya sesimpel itu? Tentu tidak, kita perlu pembanding!

Pembanding inilah yang dalam metode penelitian ilmiah disebut sebagai kontrol. Paling sederhananya, kita butuh dua kontrol dalam menguji suatu dugaan:

Pertama, kontrol positif, dengan contoh kasus batuk pilek di atas, kontrol positifnya adalah orang sehat yang ga dikasih produk kesehatan.

Kedua, kontrol negatif, dengan contoh kasus di atas, kontrol negatifnya adalah orang sakit yang ga dikasih produk kesehatan.

Nah, ketiga, objek perlakuan, yaitu si sakit yang dikasih produk kesehatan.

Setelah tiga kelompok ini ada, baru diamati hasilnya. Tapi inget loh, semua perlakuan lain selain pemberian produk kesehatan itu harus sama. Kalo satu dikasih bakso, ya yang lain juga dikasih bakso, jangan dikasih cilok. Pokonya semua harus sama, jadi kita bisa fokus mengamati efek dari pemberian produk kesehatan itu.

Kalo kemudian kontrol positif ga berubah, kontrol negatif tetap sakit, dan objek perlakuan jadi sehat, baru deh ada sedikit bukti penguat kalo itu produk kesehatan emang mantabbb.

Tapi kalo kontrol positif ga berubah, sedangkan kontrol negatif dan objek perlakuan sama-sama sembuh, artinya itu produk ngga guna, dan ada faktor lain yang tidak teramati yang bikin sembuh.

Atau kalo malah kontrol positif ngga berubah, kontrol negatif sembuh, tapi objek perlakuan tetep sakit atau malah tambah parah, itu artinya produk abal-abal bung, bukannya bikin sembuh malah nyakitin.

Masih ada beberapa kesimpulan lain yang bisa ditarik dari kombinasi hasil pengamatan ketiga kelompok pengamatan tersebut. Apalagi kalo kelompoknya ditambah dengan jenis kontrol lain, tapi ntar jadi panjang celoteh aye, capek tau..

Jadi, testimoni itu pasti salah ya? Ya ngga juga bang, intinya sih, testimoni itu masih samar dan belum bisa diterima secara ilmiah karena banyak bias dalam pengamatan, jadi terlalu dini untuk menikah, eh, maksudnya, terlalu dini untuk mengambil kesimpulan..

Dah ya, gitu aja dah, sampe bertemu di tulisan selanjutnya, kalo ga males.. 😅

Oiya, pesan sponsor masih sama kayak pekan kemaren, please jangan mudah share info yang belum tentu kebenerannya. Kalo bisa cek, cek dulu. Kalo ga bisa, udah stop, jangan dishare lagi, kasian pihak-pihak yang punya tanggung jawab buat klarifikasi, bikin klarifikasi itu ga semudah mencet tombol share tempe, eh tahu.

Bogor, 20 September 2020
Master Bombay
Penulis adalah alumni S1 Ilmu dan Teknologi Pangan IPB serta S2 Teknologi Hasil Pertanian UB, khususnya pada bidang mikrobiologi pangan, yang sampe detik ini masih takut melanjutkan ke jenjang S3, karena paham betul, untuk melakukan sebuah penelitian yang hanya akan menghasilkan secuil kesimpulan untuk menambah khazanah keilmuan ini, tidak semudah itu ferguso 😟

CMB002

Leave a comment

Blog yang laen:

kaptenbombay.wordpress.com salafyipb.wordpress.com

Renungkan!!!

Wahai ikhwan abal-abal yang hobinya tebar-tebar pesona!! Apalah gunanya engkau dikenal oleh banyak akhwat di dunia bila tak satu pun bidadari surga yang sudi bahkan untuk sekedar melihat wajahmu?!

Maaf…

Pesan ini ditujukan kepada siapapun yang pernah berinteraksi dengan saya. Jika saya ada salah dalam bentuk apapun, maaf ya.. Dan jika ada praduga dan prasangka di hati anda, tak perlu sungkan untuk mengklarifikasikannya ke saya, ke didi_palaz@yahoo.com. Demikian juga bila ada kritik, saran, atau yang lainnya...